Berapa jumlah gaji yang kita butuhkan agar kita bisa total menghadapi murid di kelas? Berapa tunjangan yang kita perlukan untuk melayani anak didik kita yang membuat onar di kelas? Bukan besarnya gaji atau tunjangan yang bisa membuat guru bisa tersenyum menghadapi muridnya berulah, tetapi karena panggilan jiwalah yang mengantarkan seorang guru berdiri di depan kelas ditengah-tengah muridnya yang beragam jenis dan asalnya.
Seorang guru yang mengajar karena panggilan jiwa dan memiliki misi untuk mengantarkan anak didiknya kepada kehidupa yang lebih baik intelektual dan sosial, akan bisa mengalirkan energi kecerdasan, kemanusiaan, kemuliaan dan keislaman yang besar dalam dada setiap muridnya. Guru yang mengajar dengan mental seorang pendakwah sekaligus pengasuh bukan dengan mental tukang teriak untuk mendapat upah bulanan, akan menyediaakan cadangan energi, agar tetap lembut menghadapi murid yag membuat kening berkerut.
Bagi seorang guru yang paling menentukan adalah kesungguhan mengajar bukanlah besarnya gaji, meskipun gaji yang tidak mencukupi kebutuhan dasar memang dapat mengganggu ketenangan dan totalitas mengajar. Sebaliknya bertambahnya gaji yang tidak diiringi dengan kuatnya komitmen sebagai guru tidak cukup memadai untuk membuat guru mengajar dengan totalitas.
Sebagai guru walaupun dengan gaji yang bisa bikin haru, tetapi haruslah bercita-cita besar yang mengharu biru. Jadilah guru yang bisa menikmati hari-hari mengajar di depan murid dan mengantarkan anak-anak itu kelak menjadi manusia yang mengerti tujuan hidup. Seorang guru wajib memiliki semangat mendidik dengan bekal rasa cinta yang melimpah. Tanpa cinta mengajar akan kering kerontang tak ada yang menggerakkan jiwa, sehingga membuatnya tidak bergairah dan tak punya arah apa yang harus dilakukan.
Sesungguhnya "Surga dan Neraka" seorang guru ada di sekolah. Hampir seluruh waktu produktivitasnya yang terbaik ia habiskan di sekolah. Jika mengajar tanpa dasar keikhlasan, justru akan membawa penyakit bagi para peserta didik, entah pikiran, mental, kepribadian, ataupun imannya.
Ditengah himpitan ekonomi yang memijak kuat-kuat dan godaan material yang begitu menggiurkan, suara seorang ugur yang ikhlas ibarat susu murni lagi bersih. Al Qur'an menyebutkan Labanan Khalisan. Inilah susu murni dan menyehatkan, meskipun keluar dari kotoran dan darah
Allah berfirman dalam Quran Surat An Nahl ayat 66 yang artinya "Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutmnya (berupa) susu murni antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi guru orang yang minumnya."
Disadur dari buku Pengantar Spiritual Teaching Karya Abdullah Munir
Bagi para guru dan calon guru disarankan untuk memiliki dan menyelami isi dari buku tersebut Semoga bermanfaat
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar